Sosok Fathul Huda di Mata Cong Ping

Tjong Ping (61 tahun), ternyata 30 tahun yang lalu sudah kenal baik dengan calon bupati Fathul Huda dalam sebuah kerjasama bisnis palawija. Sekitar tahun 1970-an Tjong Ping muda bekerjasama dengan ayahanda Huda, H. Bachrun yang kebetulan adalah Kepala Desa Talun, kecamatan Montong.
“Jadi saya ingat ketika saya ke rumah pak Haji Bahcrun, Huda masih pakai celana pendek, masih muda dan ganteng. Kulitnya bersih seperti kulit saya,” kata Tjong Ping yang sampai saat ini masih bisnis palawija dan obat-obatan pertanian kendati ia sudah jadi wakil ketua DPRD Tuban.
“Jadi, kalau ia nanti dilantik jadi Bupati Tuban, saya betul-betul tidak mengira pemuda yang dulu pendiam sekali itu kini jadi kepala daerah saya,” katanya sambil tersenyum.
Menurut Ping, Huda muda ketika masih remaja sudah membantu ayahandanya berdagang palawija dan ia kagum dengan keuletannya. Sampai ia dewasa dan ketika itu membantu mengirim palawija ke gudang Ping, Huda nampak rajin dan ulet.
Ketika Pak Kaji Bachrun menolak masuk Golkar, dia memilih mengundurkan diri dari kepala desa dan memilih jadi pengusaha, Huda
lah yang banyak membantu. “Ia tipe pemuda yang rajin, ulet dan setiap langkahnya Huda penuh perhitungan dan perencanaannya matang,” tambahnya.
“Saya yakin ketika ia jadi bupati, Tuban akan maju karena ia punya dasar disiplin dan tekun. Apalagi ia didampingi oleh Noor Nahar
sebagai wakilnya yang berpengalaman di bidang politik dan organisasi termasuk bisnis,” kata politisi dari PDIP Tuban ini optimistis.
Dalam perjalanan bisnisnya Huda tidak berhenti menekuni bisnis palawija, tahun 1990-an Huda menjadi pemborong kecil-kecilan.
Seingatnya Huda jadi kontraktor perumahan Semen Tuban I dan II. Kemudian ia juga membangun perumahan TPPI.
Tahun 2000-an Huda merambah ke bisnis batubara di Kalimantan dan di sinilah ia nampak sukses dan jadi orang kaya. Kendati Huda bukan politisi tetapi ia punya jiwa politik karena ia juga dibesarkan di organisasi besar, NU. Bahkan dalam perjalanan hidupnya ia jadi ketua PC NU Tuban.
“Mengapa ia cepat dikenal masyarakat di tempat kelahirannya? Karena jiwa sosialnya besar, ia banyak membantu kegiatan sosial lewat lembaga-lembaga yang didirikannya,” kata Ping.
Apa saran kepada bupati baru untuk kemajuan Tuban? “Saya mengusulkan agar ada revolusi pertanian, harus memberikan
kemudahan investasi dan membangun sekolah-sekolah kejuruan dengan bekerjasama dengan Thailand di bidang pertanian,” katanya sambil menyebut kalau HUDANOOr ini menciptakan lapangan pekerjaan untuk 50.000 orang, maka ini akan bisa terpenuhi dengan membuka sekolah kejuruan tadi.(as/achonk)
sumber : kotatuban.com