Surat Machiavelli Buat Dinda Haeny
AdindakoeDra. Haeny Relawati Rini Widyastuti, MSi
BUPATI TUBAN
Sudah sejak lama saya ingin berkirim surat kepadamu dinda Haeny, bukan karena paras cantik berwajah keibuan itu, yang tuhan telah dianaugerahkan padamu, juga bukan karena bumi ronggolawe yang begitu elok, dan aroma Tuak yang khas, tapi aku ingin engkau teguh dengan pendirian politikmu, membaca lawan-lawan politikmu dan bagaimana agar engau bersiasat. Agar kursi kekuasaan itu tidak jatuh ke tangan orang lain.
Aku telah dengar engkau begitu cantik bermain politik, hingga lawan-lawanmu-pun bertekuk lutut bukan karena paras cantik itu sekali lagi, tapi engkau telah melakukan dengan baik apa yang kutulis dalam "Il Principe" "Sang Penguasa dalam mempertahankan kekuasaannya, harus berbohong, menipu, menindas" ingat baca baik-baik buku yang telah kukirim itu, sekali lagi agar engkau tidak tergelincir dari kursi kekuasaamu.
Aku juga telah dengar, sudah jauh-jauh hari engkau telah mempersiapkan untuk kembali maju dalam pilkada, bahkan uang APBDpun telah engkau susun dengan rapi untuk memenangkan dirimu pada konstenstasi pilkada 1 maret nanti. Dirimu telah melakukan dengan baik dengan menggelontorkan 100 Milyar uang APBD dengan skema Perbup, meski apa yang telah engkau lakukan dibilang telah menyalahi Permendagri maupun Pergub. Engkau telah bagi uang APBD dengan kroni-kronimu, agar mereka tetap loyal dan setia padamu, "ingat, meraka (kronimu), bukan setia dan kagum akan kecantikanmu sekali lagi, tapi perutnya juga engkau perhatikan agar mereka tetap setia, tetapi sesekali waktu sapa mereka dengan senyum mesramu, karena syahwat lelaki kadang sudah puas dengan sedikit kerlingan matamu.
Seorang sahabat dari Tuban juga telah berkirim surat, kalau dinda telah membeli rekom partai seharga 25 Milyar, meski partai itu telah kau besarkan, dan mampu bertahan dalam badai reformasi, aku masih ingat dinda dengan gigih menjaga suara partai golkar agar bertahan dari terpaan badai reformasi, kegigihanmu berkililing mengkampayekan Partai Golkar juga reformis menuai hasil pada pemilu '99. Yang telah mengantarkanmu duduk sebagai kursi ketua DPRD Tuban. Kini ketika adinda ingin maju lagi masih juga di "palak" dan engkau dengan rela hati telah memberinya, ingat dindakoe "Dunia kekuasaan, sebagaimana adanya, adalah sebuah dunia yang penuh intrik, kekejian, ambisi, dan ketololan." Engkau telah melakukan dengan baik prinsip ini.
Media Facebook juga telah mengambarkan, kalau dinda telah melakukan intimidasi pada siswa-siswa, dengan tidak akan meluluskan pada UAN nanti, kalau tidak menurut coblos nomor 2 (TANI, Kristiawan & Haeny); sudah betul apa yang telah engkau lakukan, meraka itu (siswa), terkadang perlu digertak agar menurut, maklum saja mereka masih diusia remaja, yang memiliki kecenderungan untuk memberontak pada orang tua, teguran dengan keras akan mengajari para siswa untuk tumbuh menjadi anak yang lebih dewasa melihat politik dalam arti yang sesungguhnya.
Kini wajah cantikmu sudah menghiasi dihampir semua sudut-sudut kota Tuban sampai ke pelosok desa-desa, banyak yang "ngedumel" kenapa gambarmu ada didepan, bukan gambar Mas Kristiawan, yang maju sebagai cabup, "katakan pada rakyatmu, bahwa narsis itu kadang perlu, dan kaupun telah melakukan dengan baik, ingat Locke di Inggris, Montesquieu di Prancis, dan Jefferson di Amerika, juga telah mengatakan bahwa bahwa para penguasa adalah juga manusia yang memiliki berbagai kelemahan manusiawi, yang memiliki sejumlah ambisi serta nafsu untuk berkuasa terus-menerus. Karena itu, kepentingan Sang Penguasa, menurut mereka, sering bertolak-belakang dengan kepentingan rakyat banyak."ingat baik-baik semua ini demi kepentingamu, bukan kepentingan siapa-siapa.
Satu lagi yang belum sempat aku tulis di "Il Principe" yang aku pikir telah engkau lakukan dengan baik, karena aku tahu dinda murid terbaikkoe, "prinsip itu telah ditulis para ilmuwan di Harvard "jika dinda ingin sukses berbisnis di dunia ketiga" langkah pertama kenali krisisnya, kedua suap pejabatnya', ini kalimat pertama dalam buku teks resmi mahasiswa ekonomi yang sekolah di Harvard, aku tahu dinda telah memberi dana yang cukup bagi KPU dan aparat keamanan, "ingat dinda, "KPU itu yang punya hajatan sekaligus wasit pertandingan, dia sedikit banyak mampu membuat hitam dan putihnya pilkada. Aku dengar engkau juga telah dengan baik melihat ini, dengan telah memberi gizi yang cukup, bahkan anggaran untuk pengamanan mencapai angka 4 Milyar, yang telah engkau bagi rata pada Polres, Satpol PP, Kodim, Linmas, Kompi dan Polisi Militer.
Satu lagi, apakah adinda sudah menyiapkan PLAN B (kerusuhan), "ingat adindakoe, pada akhirnya politik itu kalah menang, lakukan segala cara untuk memenangkan pertempuran, walau itu terkadang tidak masuk akal, karena kursi kekuasaan itu tidak diberi tapi harus direbut. Nasehatkoe ini juga telah aku sampaikan pada kepada Lorenzo, penguasa Florence (1448-1492) dari keluarga Medici.
Sekali lagi dindakoe, surat ini kukirim agar dinda kuat dan teguh dengan pendirian politik yang sudah dipilih, agar tetap langgeng di kursi bupati untuk yang ketiga kalinya. Engkau telah menorehkan sejarah sebagai bupati perempuan pertama di Jawa Timur, hendaknya engkau juga menorehkan kembali sebagai perempuan pertama yang paling langgeng di kursi kekuasaan.
Demikian, surat ini kurim agar dinda bisa dengan baik menyimak, apa yang tersirat dari kiriman surat kali ini. Sekali waktu kanda ingin berkunjung ke Tuban, ingin kunikmati deburan ombak di pantai Boom, dan segarnya minuman tuak terminal lama tuban....
Salam
Machiavelli
Florencia
ditulis oleh : darsono
Jumat, 18 Feb '11
sumber : politikana.com

jika kerlingan itu tdk hanya godaan.... jika senyuman itu tdk hanya rayuan.... kan ku peluk, ku dekap, kutusuk dinda.... tp tdk kupilih jadi penguasa tubanku....