TUBAN UNDER COVER; Kisah Ratu Pemburu Rente
Alkisah, disalah satu kadipaten paling ujung barat dari wilayah kekuasaan jawa timur, berkuasalah seorang ratu yang cantik nan jelita, yang wilayah kekuasaannya membentang di pesisir pulau jawa. selain dianugerahi wajah nan rupawan, sang ratu memiliki beberapa kelebihan, diantaranya kemampuannya untuk menundukkan Trias Politikanya Locke & Montesquieu di bawah gengamannya (Legislatif, Eksekutif, dan Judikatif). Lembaga-lembaga formal ini hanya sebagai pelengkap dari kekuasaan yang ratu.Selain itu sang ratu juga gemar bersolek dan mengenakan barang-barang yang luks, jika bepergiaan kemana-mana tak lupa dia menjinjing tas model terbaru dari merek-merek terkenal mulai Hermes, Louis Vuitton sampai Gucci, tak lupa ditemani kuda cantik dan gagah Toyota Alphard, meskipun jalan-jalan yang dilalui belum diaspal dan masih berbatu-batu, seakan-akan ingin memperlihatkan pada rakyatnya bahwa ratu symbol percampuran antara kekuasaan dan kemewahan dunia.
Selain gemar bersolek, sang ratu ternyata juga gemar berbisnis, sebagai penguasa tunggal sebuah wilayah tentu tidak ada yang mudah bagi sang ratu untuk membangun kerajaan bisnisnya. Sebagai satu kadipaten yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, Kadipaten Tuban selalu menarik negeri tetangga untuk berinvestasi, salah satu company yang tertarik untuk berinvestasi di bumi ronggolawe ini PT Eastern Logistic yang berasal dari negeri seberang lautan, tepatnya negeri Singapura yang core bisnisnya dibidang penyediaan jasa kepelabuhanan, jauh-jauh hari PT Eastern Logistic sudah melihat peluang pasar yang cerah untuk melakukan ekspansi bisnis di jawa timur karena diketahui jawa timur memiliki kandungan migas terbesar ke tiga di Indonesia. Tidak heran, kemudian perusahaan migas multinasional seperti Caltex, Santos, dan Exxon rela menanamkan dana miliaran rupiah untuk eksplorasi ladang migas di wilayah paling timur Pulau Jawa itu.
Adanya eksploitasi yang dilakukan oleh perusahaan migas multinasional itu mendorong PT Eastern Logistic untuk menyediakan Shorebase di wilayah jawa timur, Karena saat itu sebagian operasi migas di Indonesia didukung oleh shorebase yang ada di Singapura dan Batam. Maka datanglah utusan perwakilan company negeri seberang itu dengan didampingi salah seorang saudagar media besar di Indonesia, menuju Kadipaten Tuban, pembicaran bisnispun dimulai antara ratu dengan perwakilan company negeri seberang, konon kabarnya pembicaraan bisnis ini mengalami jalan buntu karena sang ratu meminta yang rente yang terlalu besar yang tidak mampu dipenuhi oleh investor, jatah saham kosong yang diminta terlalu berlebihan dan tidak masuk akal.
Ditengah kebuntuhan negoisasi bisnis, sang saudagar media ternyata tidak kehilangan akal, diingatnya perbukitan kapur yang tandus yang dilawatinya sebelum menuju Kadipaten Tuban, usut punya usut ternyata tanah perbukitan kapur yang berada di sepanjang pesisir jawa itu masih wilayah kekuasaan Kadipaten Lamongan. Keesokan harinya berangkatlah saudagar media dengan investor negeri seberang menemui Adipati Lamongan, ternyata gayungpun bersambut, pembangunan shorebase jadi dilakukan apa yang sekarang disebut Lamongan Integrated Shorebase (LIS). Konon proyek yang investasi keseluruhannya diperkirakan menghabiskan dana sekitar USD 50 juta itu menempati lahan seluas 100 hektare.
Andai saja waktu itu sang ratu tidak terlalu tinggi meminta pajak, tentu LIS itu sekarang akan berdiri megah di sepanjang pesisir Kadipaten Tuban, yang tentu saja akan menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit jumlahnya, dan dampak multiple effect economy dari investasi sebesar USD 50 juta, tentu akan sangat terasa bagi rakyat Kadipaten Tuban.
Kegagalan untuk melakukan negoisasi bisnis tidak hanya sekali ini aja, konon kabarnya ada salah satu investor yang berasal dari jazirah arab, yang ingin membangun kilang minyak di barat Jenu, tetapi tidak jadi membangun karena tanah yang bakal jadi kilang minyak itu sudah dikuasai oleh kerabat-kerabat Ratu, investor dari negeri arab tidak sanggup lagi karena harga yang ditawarkan kelewat tinggi, sehingga investasi kemudian dialihkan ke Cilegon Banten.
Kegagalan investor untuk menanamkan investasinya di Kadipaten Tuban karena ekonomi rente, tidak hanya sekali saja, tersiar kabar bahwa salah satu perusahaan nasional ingin membangun pabrik pengolahan "kacang Garuda" tidak mendapat izin karena, karena sang penguasa (ratu) ingin meminta jatah lembaran saham kosong, perusahaan nasional itupun tidak sanggup memberi apa yang dikehendaki sang penguasa, akhirnya pabrik pengolahan kacang garuda tidak jadi di Kadipaten Tuban.
Public nusantarapun sempat kaget, Karena ramai diberitakan secara nasional, soal keberanian sang ratu untuk menghentikan pemasangan jalur pipa dari bojonegoro ke palang milik JOB Pertamina - Petrochina, entah rente apalagi yang diminta, yang pasti pembangunan jalur pipa sempat mandek karena tidak ada HO dari sang penguasa, bahkan Kapolri turun tangan langsung, dengan meminta polisi untuk mengawal pemasangan jalur pipa. Atas kerumitan kasus ini mendorong DPD untuk mendudukkan sang ratu dengan pihak-pihak terkait di Jakarta yakni Pertamina, kementrian ESDM, BP MIGAS, DPR dan DPD.
Pada pertemuan tersebut sang ratu masih ngotot tidak akan memberi izin, akan tetapi setelah pertamina sedikit melakukan ancaman kalau surat ijin HO tidak dikeluarkan maka surat ijin sekian ratus POM Bensin milik kerabat ratu akan ditarik atau dibatalkan oleh Pertamina. Sehinggg akhirnya dengan terpaksa sang ratu mengeluarkan surat ijin HO pemasangan pipa dari Bojonegoro ke palang.
Entah apa lagi yang kelak akan dilakukan sang ratu, apakah akan belajar dari banyak kegagalan investasi yang masuk, ataukah masih akan bersikukuh dengan sikap sebagai ratu yang selalu menuntut untuk meminta upeti dan melakukan perburuan rente... Allahu a'lam.
Ditulis oleh : darsono
Kamis, 24 Feb '11
sumber : politikana.com

MASYA ALLAH... MASIHKAH BERKUASA DI TUBAN RATU YG MODEL BEGINI INI. BETPA MENDERITANTA RAKYAT TUBAN HARI INI....
SUBHANALLAH....SMOGA MENDAPAT LAKNAT PENGUASA YG MODELNYA SEPERTI INI YA ALLAH....
SADARLAH RAKYAT TUBAN.... MARI KITA PILIH PEMIMPIN YANG AMANAH DAN TIDAK SERAKAH. ALLAHUAKBAR....