Mengintip Dapur Hudanoor, Pasca Kemenangan dalam Pilkada Tuban

| |

Setelah mendulang suara terbanyak, pendukung dan simpatisan pasangan calon Fathul Huda – Noor Nahar Hussein (Hudanoor) “berpesta”. Setiap hari, rumah Huda dan Noor Nahar didatangi sedikitnya 5 ribu orang untuk mengucapkan selamat. (DWI SETIAYAWAN, Tuban)
SIMPATISAN dan pendukung pasangan bernomor urut empat ini ber-euforia. Setiap hari, mereka terus mengalur ke rumah Huda dan Noor Nahar. Mereka dari berbagai pelosok daerah di Tuban tersebut beramai-ramai naik pikup dan truk. Sebagian mobil angkutan barang tersebut disewa dengan urunan. “Kulo kaliyan konco-konco urunan Rp.10rb, Red),” kata Sulkan, simpatisan Hudanoor dari Singgahan.
Sebagian simpatisan dan pendukung tersebut naik mobil dan motor. Menurut pantauan wartawan Koran ini, Jumat (5/3) malam adalah salah satu puncak mobilitas massa dalam jumlah besar. Pada malam keempat Huda menggelar open house, sedikinya 700 orang mendatangi rumah Huda di Jalan Teukur Umar II/51, Kelurahan Latsari, Kecamatan Tuban. Dengan jumlah tersebut hanya sebagian yang bisa masuk ruang tamu, teras, dan halaman rumah Huda. Selebihnya di luar pagar. Duduk bersimpuh di trotoar dan jalan. Juga, di garasi depan rumah cabup pasangan Noor Nahar Hussein ini. Banjirnya massa pendukung dan simpatisan juga terjadi di rumah Noor Nahar.
Karena jumlah massa yang datang begitu banyak dan nyaris serentak, dapur umum yang secara khusus disiapkan huda untuk menjamu tamunya tersebut kewalahan. Sekitar pukul 21.00, Solikah, coordinator dapur umum pun angkat tangan. Miyadi, keua tim pemenangan Hudanoor pun mengambil alih. Dia memanggil lima rombong yang menjual nasi goring dan mie. Pedagang kaki lima (PKL) inilah yang sementara waktu mengambilalih dapur umum untuk urusan makan simpatisan dan pendukung. Sebenarnya, hari itu, dapur umum yang menempati halaman belakang rumah Huda memasak dalam jumlah banyak. Namun, karena massa kelewat banyak, dapur umum ini tak ngatasi. Untuk menjamu masyarakat yang ingin bertemu dan mengucapkan selamat pasca pemungutan suara Selasa (1/3) lalu, Huda meminta dapur umum tak boleh main-main. Untuk memasak dalam jumlah banyak, disiapkan dua perapian besar yang terus menyala. Perapian ini baru mati di atas pukul 20.00. peralatan memasak dapur umum ini juga serba jumbo. Dandang untuk memasak nasi dan panci kuah masing-masing berkapasitas 10kg. Solikah mengatakan, untuk lauk, setiap hari dapur menyembelih satu ekor sapi. “Sampai hari ke empat ini, sudah tiga sapi yang disembelih,” kata wanita berusia 45 tahun ini.
Beras yang dimasak dapur umum ini sedikitnya 1 kuintal per hari. Untuk memasak satu ekor sapi, setiap hari bagian dapur berbelanja bumbu dalam jumlah banyak. Dalam daftar belanja yang disodorkan salah satu pemasak tertulis lomboknya saja sekitar 4kg. bumbu lainnya, bawang putih 1 kg, bawang merah 3kg, kemiri 1kg, dan ketumbar 0,5kg.
Biar tamu tidak bosan, Solikah sudah menjadwalkan menunya. Hari pertama, Rabu (2/3) becek (masakan sejenis gule khas Tuban) sapi. Hari berikutnya, sop daging dan krengsengan. “Sekarang, balik lagi ke becek,” kata dia dengan terkekeh-kekeh.
Untuk memasak dalam jumlah besar dan dalam waktu yang secara cepat, Solikah dibantu Sembilan pemasak. Para pemasak ini hanya istirahat di atas jam 22.00 setelah semua bahan habis dimasak. “Kita sama sekali tidak capek karena bersemangat Hudanoor menang.” Kata Solikah yang diamini pemasak lainnya.
Selain juru masak di dapur umum, masih ada sepuluh wanita yang beraktivitas di sebuah ruangan untuk menyiapkan hidangan. Peran mereka tak kalah pentingnya dalam meracik nasi dan lauk di piring sebelum disajikan kepada tamu. Masuk dalam kru penyaji ini, tukang cuci peralatan dapur.
Ny. Mundzir, koordinator bagian penyaji mengatakan, kru bagian penyaji seluruhnya dari jamaah pengajian Assaadah yang dipimpin Huda. “Karena beraktivitas hingga malam, kami digilir bergantian,” tandas dia.(*wid)
Sumber : RADAR BOJONEGORO
6 Maret 2011

Posted by HudaNoor on 13.13. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Mengintip Dapur Hudanoor, Pasca Kemenangan dalam Pilkada Tuban"

Leave a reply