Jamin Pendidikan-Kesehatan Gratis
Jamin Pendidikan-Kesehatan Gratis
PROGRAM pasangan cabup dan cawabup H. Fathul Huda-Ir H. Noor Nahar Hussein MSi (Hudanoor) dinilai masyarakat paling realistis oleh masyarakat Tuban. Itu terjadi karena pasangan yang dikenal dengan moto; Maju untuk Melayani Masyarakat itu, punya komitmen luar biasa untuk meringankan beban masyarakat di Bumi Ronggolawe itu.
Program menggratiskan biaya pendidikan untuk siswa mulai tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA serta menggratiskan biaya biaya rawat inap kelas III di RSUD dr Koesma dan puskesmas di seluruh Tuban dianggap sangat membantu masyarakat, terutama bagi warga yang kurang mampu secara ekonomi.
Hingga kini, memang hanya pasangan Hudanoor yang secara terbuka menjamin akan meringankan beban dan nasib warga tidak mampu untuk dua hal itu. Program tersebut kini sedang ditunggu dan diharapkan seluruh masyarakat Tuban. Apalagi, selama ini, warga sangat terbebani dengan dua persoalan itu. Padahal, penghasilan mereka di bawah standar. Keinginan rakyat Tuban itu memang sesuai dengan obsesi pasangan Hudanoor. Dan jika rakyat Tuban memberi kepercayaan sebagai bupati dan wakil bupati, Hudanoor tentu akan merealisasikan program pro rakyat tersebut. Karena itu, tidak salah jika rakyat Tuban akan memilih pasangan Hudanoor dengan nomor urut empat (4) itu pada 1 Maret mendatang.
Cukup dengan dua program itu? Cabup yang dikenal dermawan dan peduli wong cilik itu mengaku masih banyak program yang akan dilakukan jika rakyat memberi kepercayaan sebagai bupati. Yang lebih fenomenal, Huda bersama pasangannya cawabup Noor Nahar membeberkan siap menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Targetnya, Huda berobsesi merekrut 50 ribu tenaga kerja lokal Tuban selama lima tahun. Memang, hanya pasangan Hudanoor yang punya program untuk menyejahterakan masyarakat dan mengurangi pengangguran itu. Program itulah yang saat ini sedang ditunggu masyarakat Tuban. ‘’Insyaallah masyarakat Tuban bisa menjadi saksi atas komitmen saya bersama Pak Noor untuk memberi manfaat kepada warga Tuban, terutama para generasi muda dan pencari kerja lokal Tuban itu,’’ kata cabup yang diusung PKB, Gerindra, PPP, dan PBB itu.
Tekad Huda itu memang tidak sekedar isapan jempol. Sebagai pengusaha sukses, Huda sudah mewujudkannya. Ribuan pekerja lokal Tuban sudah bekerja di beberapa usaha milik Huda. Baik yang di perusahaan tambang batu bara, rumah sakit, peternakan, lembaga pendidikan, apotek, dan sebagainya. Karena itu, jika dipercaya rakyat menjadi bupati, Huda tentu bisa berbuat lebih banyak lagi. Di bidang pendidikan misalnya, dia sudah membuktikannya. Dan semua itu tanpa menggunakan sepersen pun dana dari pemerintah alias APBD. Murni menggunakan duit pribadi Huda. Membangun pendidikan dengan dana APBD itu, semua orang bisa melakukannya. Akan tetapi peduli dunia pendidikan dengan duit pribadi, itulah yang sulit dicari. ‘’Ya, nggak usah bicara begitulah. Yang saya lakukan ini semata-mata karena ibadah dan demi masyarakat Tuban. Nanti malah menjadi riya’ (ada pamrih),’’ kata cabup asli Kecamatan Montong, Tuban itu.
Selain menggratiskan biaya pendidikan dan kesehatan, pasangan Hudanoor juga akan memperhatikan nasib dan kesejahteraan guru. Konsep ini tentu menyangkut peningkatan penghasilan pendidik yang tidak melanggar aturan kepegawaian. Semua hak penghasilan guru yang diatur menurut perundangan dijamin akan tetap diberikan. Kesejahteraan itu menyangkut guru yang mengajar di sekolah negeri maupun swasta. Termasuk para guru tidak tetap (GTT). Salah satunya, tunjangan hari raya (THR), tunjangan dan penghasilan lainnya. ‘’Mereka (guru) adalah tulang punggung pendidikan. Karena itu, nasib mereka juga harus diperhatikan. Jangan sampai kesejahteraan guru menjadi terabaikan dan akhirnya memilih keluar tidak mau mengajar lagi, sehingga pengangguran makin banyak,’’ tegas Huda.
Huda kembali mengingatkan, bahwa pengangguran tenaga kerja (naker) berusia produktif, termasuk para sarjana dengan latar belakangan pendidikan di Tuban yang setiap tahun terus meningkat. Pada 2008, naker yang menganggur 19.982 orang. Tahun berikutnya (2009), jumlah pengangguran membengkak menjadi 33.916. ‘’Tahun lalu (2010) angka tersebut menjadi 37.131 orang. Dan sekarang, tentu lebih banyak lagi,’’ tandas Huda.
Terkait rencana merekrut 50 ribu naker, saat ini, Huda mengaku puluhan investor sedang berkomunikasi dengan dirinya. Mereka mau berinvestasi di Tuban. Hanya saja, mereka masih menunggu waktu yang tepat. Intinya para investor itu ingin menjalankan usahanya secara nyaman dan lancar. Mereka meminta adanya kepastian hukum dan terjaminnya kelancaran, terutama soal perizinan.
‘’Mudah-mudahan niat mulia investor menanamkan modalnya di Tuban itu segera terkabul, sehingga puluhan ribu tenaga kerja lokal Tuban bisa terserap kerja di berbagai sektor usaha itu. Dan insyaallah saya dan Pak Noor siap merealisasikan keinginan para investor itu jika dipercaya rakyat Tuban,’’ kata Huda.
Selain tenaga kerja, masalah buruh juga menjadi perhatian pasangan Hudanoor. Martabat buruh harus dihargai dan perlu diperhatikan nasibnya. Buruh tidak boleh hanya dijadikan objek semata. Untuk itu, kesejahteraan mereka juga harus diperhatikan. ‘’Yang terpenting, antara manajemen perusahaan dan buruh harus saling menghargai akan hak dan kewajiban masing-masing. Itu yang kami dambakan untuk Tuban ke depan,’’ kata Huda.
Bukan hanya itu. Pasangan Hudanoor juga akan memperhatikan nasib nelayan dan petani. Huda yang beristri Qodriyah,-- yang asli kecamatan Palang itu mengaku sedikit banyak paham dengan kehidupan nelayan. Dalam setahun, nelayan praktis hanya efektif kerja selama empat bulan. Sedangkan delapan bulan lainnya, harus dilalui nelayan dengan berbagai musim yang tidak menentu. Mulai musim baratan, timuran, padang bulan, ombak besar, dan sebagainya. Terkait dengan nelayan itu, dalam suatu kesempatan, Huda punya obsesi ingin membantu pendirian SPBU khusus untuk nelayan. Harapannya, SPBU itu untuk melayani kebutuhan BBM yang digunakan untuk kegiatan melaut. BBM untuk nelayan itu tentu dengan harga di bawah harga rata-rata SPBU umum. ‘’Insyaallah tekad saya untuk membantu nelayan di Pantura tidak perlu diragukan. Membantu mendirikan SPBU itu mulai dari Kecamatan Palang, Tuban, Jenu, Tambakboyo, hingga nelayan yang ada di Bulu, Kecamatan Bancar,’’ katanya.
Sedangkan di bidang pertanian, Huda juga sudah menyiapkan beberapa program pro petani. Beberapa program untuk petani itu akan dikolaborasi dengan program pemberdayakan ekonomi berbasis kerakyatan. Salah satu program ekonomi yang sudah dijalankan dan sekarang merintis sukses adalah penanaman ketela pohon atau singkong jenis hibrida. Ke depan, orientasinya tentu lebih luas lagi. Tanaman tersebut jenis Malang-2, Adira, Markonah, dan Damplang. Ketika pengembangan tanaman palawija ini mulai merentas sukses, sekarang ini Huda sedang menyiapkan beroperasinya pabrik pengolahan tepung tapioka di salah satu kecamatan di Tuban. Pabrik berikutnya yang dirintis pendiriannya adalah pengolahan ketela pohon menjadi etanol. Dalam pemikiran dia, pengembangan singkong hibrida di seluruh kecamatan di Tuban dan pendirian pabrik pengolahannya akan meningkatkan pendapatan petani.
Tak hanya meningkatkan pendapatan petani. Huda juga berharap pengembangan tanaman singkong di Tuban juga bisa memberikan nilai plus berupa integrated dengan sektor lain. Salah satunya peternakan dan energi. Limbah pabrik pengolahan tapioka bisa menjadi pakan ternak sapi perahan dan sapi penggemukan yang juga dikembangkan ke seluruh kecamatan di Bumi Ronggolawe. ‘’Yang jelas, sektor usaha kecil dan menengah akan menjadi perhatian saya. Termasuk memberdayakan pekerja kaki lima (PKL),’’ ungkap pria dermawan untuk kepentingan sosial itu.
Sedangkan program di bidang keagamaan, pasangan Hudanoor berencana membantu dana operasional untuk sarana tempat ibadah. Huda menegaskan, seluruh tempat ibadah di desa/kelurahan hingga kecamatan akan diberikan dana operasional. Dikatakan dia, Tuban memiliki 851 unit masjid, 5.771 unit musala, 34 gereja, 152 ponpes, dan 2 unit kelenteng. Seluruhnya membutuhkan anggaran operasional. Mulai untuk bayar rekening listrik, PDAM, hingga perawatan dan kebersihan. Tak hanya itu. RT, RW, dan Karang Taruna, juga akan diberi insentif untuk menunjang pelayanan di tengah-tengah masyarakat.
Sementara di bidang olahraga, Hudanoor juga mengupayakan untuk memberdayakan olahraga di semua bidang. Jika dipercaya rakyat menjadi bupati Tuban, Huda ingin Persatu Tuban bisa naik kasta lebih tinggi dan bisa berkiprah seperti Persibo Bojonegoro maupun Persela Lamongan. Kalau Persibo dan Persela, mestinya Persatu juga harus bisa. ‘’Semua itu tentu bisa diwujudkan jika ada dukungan semua pihak. Saya sudah terbuka dengan rakyat Tuban. Untuk itu, saya mohon doa, restu, dan dukungan semua pihak pada pilkada 1 Maret mendatang. Tanpa dukungan masyarakat, saya tak berarti apa-apa,’’ kata Huda.
Meski punya komitmen tinggi untuk menyejahterakan warga Tuban, niat Huda juga tidak setengah-setengah. Bahkan, terkait dengan komitmennya itu, Huda rela tidak mengambil seluruh yang menjadi haknya. Apalagi yang bukan haknya. Dia akan men-tasyaruf-kan (menyerahkan, Red) gaji dan tunjangannya kepada masyarakat. Tekad Huda itulah yang menjadikan warga Tuban semakin mantap memilih pasangan Hudanoor. Memang, baru satu-satunya di Jawa Timur, bahkan di Indonesia, ada seorang calon bupati (cabup) yang bertekad mengembalikan penghasilannya kepada rakyat. Huda juga meminta komitmennya itu dibarengi dengan upaya perlunya dibentuk lembaga independen yang mengawasi dan mengurus masalah itu. ‘’Saya tentu tidak mau bicara soal calon lain. Tapi, bahwa itulah yang insyaallah akan saya lakukan. Ini merupakan wujud pengabdian saya sebagai putra daerah untuk membantu warga Tuban. Soal pekerjaan, alhamdulillah Allah SWT sudah memberi lebih-lebih,’’ kata Huda.
Usaha Huda memang cukup banyak. Selain sebagai pengusaha sukses batu bara, Huda memang memiliki beberapa perusahaan. Bahkan, beberapa pengelolaan perusahaannya dipercayakan kepada orang lain. Yang penting, pesan Huda, usaha miliknya itu bisa mempekerjakan dan memberi manfaat bagi warga Tuban. Dengan cara seperti itu, jika dipercaya rakyat menjadi bupati Tuban, dia akan lebih fokus memperhatikan kesejahteraan masyarakat Tuban dan tidak sibuk mencari penghasilan dan memperkaya diri. Huda memang dikenal sangat dermawan. Dan masyarakat Tuban tahu sikap loman (suka memberi) Huda itu. ‘’Biar rakyat Tuban yang menilai. Tugas saya ini hanya berbagi dan peduli pada masyarakat. Toh yang saya lakukan ini untuk masyarakat,’’ kata Huda. (adv)dikutip dari : Radar Jawa Pos
Assalamu'alaikum.
Pak Huda-Noor
kapan guru-guru madarsah dpt TH/Seragam dari Pemkab Tuban?
dari dulu g' pernah dapat
Assalamu'alaikum.
Pak Huda-Noor
kapan guru-guru madarsah dpt THR/Seragam dari Pemkab Tuban?
dari dulu g' pernah dapat