Takut Dimutasi, Pejabat Tuban ‘Tiarap’
Kepala dinas dan satker di kabupaten Tuban saat ini memilih ‘sikap tiarap’ mencari selamat pada hari-hari terakhir kepemimpinan Bupati Haeny Relawati. Kekhawatiran dimutasi ataupun mendapat ‘sanksi’ dari bupati yang masa baktinya berakhir 13 Juni 2011 ini, betul-betul sangat terasa. Gerakan tutup mulut serta menghindar dari Pers dalam sepekan ini terasa sekali dan disinyalir ini karena kepala daerah memerintahkan agar jajarannya tidak memberikan keterangan tentang kebijakan pemerintah. Khususnya menjelang Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban keuangan (LKPJ) pemerintah periode 2006 – 2011.
Salah satunya adalah Direktur Utama PDAM Tuban, Slamet Riyadi, yang akhir-akhir ini sangat sulit dimintai keteragan. Sikap yang sama juga dilakukan oleh beberapa pejabat teras di kabupaten Tuban. “Ibu atau Bapak lagi serius dan rapat dengan tamu, tidak boleh diganggu. Mohon lain waktu saja ke sini,” kata salah seorang kepala bagian dengan nada yang sama di tempat yang berbeda.
Demikian pula dengan beberapa camat yang dihubungi kotatuban.com, minta agar hari-hari ini tidak ada wawancara dulu seolah-olah ada hal yang genting dan ditakutkan. “Sudahlah mas, ke Humas saja pasti akan ada keterangan tentang pemerintahan,” kata seorang camat di Tuban selatan.
Di sisi lain, anggota dewan dari Fraksi Golkar pun setali tiga uang, saat ini mereka menjadi sangat sulit diajak wawancara. Sama dengan para birokrat, para wakil rakyat tersebut juga terkesan cari aman.
Seorang anggota dewan, bahkan minta agar hari-hari ini jangan diwawancara dulu karena ada policy yang harus ‘diamankan’. “Mohon dimengerti bos-nya sedang kurang berkenan. Anda langsung saja konfirmasi ke pendopo saja,” kata seorang anggota dewan senior ini yang sibuk menyiapkan laporan keterangan pertanggung jawaban keuangan APBD.
Isu mutasi pasca Pemilukada memang sedang berhembus cukup keras dan puncaknya pada akhir bulan ini sehingga para pejabat teras yang biasanya dengan senang hati memberikan keterangan, kini hampir semua memilih ‘tutup mulut’ dulu.
Beberapa anggota dewan non Golkar sendiri juga merasa aneh. “Saya ndak ngerti mereka kok bersikap begitu. Santai saja toh dua bulan lagi Bu Haeny sudah tidak memimpin lagi. Kalau dimutasi sekarang ya nggak apa-apa, nanti bupati baru pasti akan meninjau kembali,” kata Wakil Ketua DPRD Tuban, Teguh Prabowo alias Cong Ping.
Cong Ping sendiri sudah mengingatkan kepada Bupati Haeny secara langsung di Jakarta ketika menghadap Mendagri. “Marilah dengan sisa waktu jabatan ini kita akhiri dengan manis. Jangan meninggalkan dendam, toh bupati terpilih sudah mengeluarkan statement ‘tidak ada dendam di antara kita’,” kata Ping bijak.(as)
sumber : kotatuban.com
sudah seharusnya kalao para pejabat era heny harus mempertaanggung jawabkan apa jua kesalahan yng slama ini mereka baut.dan bupati baru juga harus tegas dngn para pejabat yang bobrok2 tsbt.