Ijab Kabul Batal karena ‘Penghulu’ Ijab ke Luar Negeri

| |


Pelantikan Bupati Tuban dan wakilnya tanggal 13 Juni 2011 yang ditunda 20 Juni 2011, ibarat perhelatan pernikahan yang tertunda. Penyebab tertundanya prosesi pernikahan ini karena penghulunya (gubernur Jatim)  melakukan ijab kabul di tempat lainnya yaitu Swiss mengikuti lawatan presiden ke Eropa.
“Saya bertanya, kalau sampean mau menikahkan anak, penghulu sudah dibooking dan sepakat menikahkan kemudian ia melakukan ijab kobul di tempat lain, apa sampean tidak marah?,”  tanya seorang anggota DPRD Tuban prihatin dengan kelemahan bargain politik sejawatnya.
Pasangan bupati terpilih HUDANOOR adalah ‘pasangan pengantin’ yang jangan dulu dilibatkan dalam masalah-masalah teknis seperti ini. “Ini tugas kita bagaimana menegakan aturan hukum dan politik di negeri sendiri khususnya di Tuban,” kata politisi muda ini.
Implikasi politik dengan tertundanya pelantikan ini adalah  masalah yang masih krusial yaitu tertundanya RAPBD 2011/2012. Kedua, Senin nanti (13 Juni) masa jabatan bupati Haeny Relawati habis.
Serah terimanya kepada siapa, apakah Bu Heny bersedia datang tanggal 20 Juni, orang pasti bisa menebaknya. Yang ketiga masalah yang penting adalah apakah  Pemprov khususnya gubernur bisa memilih mana yang lebih penting pelantikan Bupati Tuban atau menandatangani perjanjian (MOU) perluasan pabrik susu Nestle di Swiss.
“Kalau saya sebagai negarawan sejati, saya memilih melantik Bupati Tuban, karena urusan pabrik susu bisa diwakilkan ke wakil gubernur,” tegasnya.
Apalagi gubernur sendiri sudah memberi peringatan untuk ketiga-kalinya atas keterlambatan pengesahan APBD Tuban. Dan ini menyangkut hajat hidup orang banyak, karena dana APBD Tuban Rp 1,2 triliun yang punya manfaat sangat besar.
Tentang perintah Presiden? “Inilah yang saya maksudkan kita ini lemah di sisi lobi politik dan betapa kita ini sangat tergantung dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi,” katanya.
Presiden dan pembantu-pembantunya bila diberi penjelasan tentang kondisi Tuban apalagi punya historis yang kelam pasti beliau paham betul.
”Jadi kalau sejak dini  kita sudah melobi dengan halus gagal, maka dengan sikap tegas kita bisa ‘menggebrak’ mejanya Gubernur dan bila perlu ‘berteriak’ di depan Mendagri bahkan ke presiden,” katanya mengibaratkan proses politik yang harus ditempuh.
Karena ibarat menggelar acara mengkhitankan saja, kita harus ‘fight’ menyiapkan mulai sewa terop, meja – kursi, bikin undangan dan modin. “Jadi, seperti pelantikan bupati repotnya sama dan harus disiapkan secara matang. Sebulan sebelumnya sudah melobi sana-sini dan harus jemput bola karena soal ini kita berada di ranah birokrasi dan politik,” tambahnya.
Jadi, menurut anggota dewan yang dikenal vokal ini, pemerintah Tuban (eksekutif dan legislatif) harus lebih cerdas. “Teman-teman di dewan harus sadar bila rival politik kita lebih cerdas dan contohnya banyak selama 10 tahun terakhir, dan ini agar jadi pelajaran kita,” imbaunya.(as)
sumber:kotatuban.com 
sumber:

Posted by HudaNoor on 19.41. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Ijab Kabul Batal karena ‘Penghulu’ Ijab ke Luar Negeri"

Leave a reply