Pakde Karwo Minta Maaf kepada HUDANOOR
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo akhirnya meminta maaf kepada bupati Tuban dan wakil bupati terpilih HUDANOOR, karena harus menunda pelantikan tanggal 13 Juni menjadi 20 Juni 2011.
Rencana pelantikan bupati Tuban ini memang sempat mengambang berhari-hari dan sempat terkesan tidak ada kepastian. Sikap pejabat Pemprov Jatim terutama Kepala Biro Pemerintahan, Suprayitno, yang memberikan informasi berubah-ubah sehingga memancing amarah pendukung HUDANOOR di Tuban.
Ketika Tim DPRD Tuban yang dipimpin Wakil Ketua DPRD, Sa’adun Naim dan Sekwan Joko tanggal 7 Juni 2011, Kabiro Pemerintahan Pemprov Jatim, Prayitno, ‘tidak berkenan’ menerimanya. Hanya stafnya yang memberi penjelasan bahwa Pakde Karwo (sebutan akrab Gubernur Jatim) tidak bisa melantik tanggal 13 Juni 2011 karena mendampingi kunjungan presiden ke Eropa.
Namun tiba-tiba keesokan harinya 8 Juni pagi, ada Fax dari Kepala Biro Pemerintahan ke sekretariat DPRD Tuban bahwa Gubernur bisa melantik pada tanggal 13 Juni. Atas dasar ini persiapan pun digelar, dan undangan juga dipersiapkan karena pelantikan ini akan dihadiri ribuan orang.
Namun keesokan harinya berubah lagi dan atas keterangan resmi Kepala Biro Humas dan Protokol Jatim, Gunarto, pelantikan diundur lagi karena ada pemeberitahuan Sespres RI, Pakde Karwo harus terbang ke Swiss mendampingi Presiden SBY, tanggal 13 Juni.
Karena itulah Gubernur Jatim Soekarwo meminta maaf kepada HUDANOOR karena kesimpang siuran ini. “Pakde Karwo menelpon saya Jumat pukul 19.05 (9 Juni) dan menjelaskan tentang mundurnya pelantikan yang tertunda itu,” kata Wakil Bupati Tuban Terpilih, Noor Nahar Husein.
“Bagaimana lagi, ini juga tugas Negara yang tidak bisa saya tunda karena perintah presiden,” kata Noor Nahar menirukan ungkapan Pakde Karwo yang disampaikan penuh penyesalan.
Sepenting apakah pertemuan di Swiss itu, menurut Pakde Karwo kepada Noor Nahar, acara itu merupakan kunjungan balasan Presiden Swiss ke Jawa Timur yang menanam investasinya di Jatim juga.
Menurut wakil bupati terpilih ini, penundaan ini memang sepertinya tidak bisa dihindari, “Dan saya sebagai ‘calon pengantin’ ya pasrah saja. Cuma ‘seksi sibuknya’ yang kalang kabut. Kami mengundang 1.500 orang termasuk para alim ulama di Jatim dan beberapa tokoh politik lainnya,” ujar Noor.
Disingggung tentang Plt Bupati yang selama ‘Sepasar’ (seminggu) harus mengisi kekosongan kekuasaan, Noor Nahar berharap dari orang dalam sendiri karena ada tugas menyelesaikan RAPBD 2011-2016 yang harus diselesaikan.
Dan menurut Kepala Biro Humas dan Protokol Jatim, Gunarto, nantinya gubernur akan menunjuk Plt Sekab Tuban menjadi Plt Bupati Tuban sampai Senin, 20 Juni 2011.
“Tidak masalah Plt jadi Plt karena hanya seminggu mengisi kekosongan di pucuk pemerintahan Tuban ini yang penting kan semua sesuai perundangan. Dan tentang pelantikan Pak HUDANOOR, tetap akan dilakukan oleh Pakde Karwo sebagai wakil pemerintahan pusat di daerah,” lanjutnya.
Sementara itu Ketua DPRD Tuban, Kristiawan, mengatakan Plt Sekab bisa diusulkan menjadi Plt Bupati Tuban. “Ini sesuai dengan perundangan, apalagi beliau kan yang lebih banyak tahu tentang pemerintahan Tuban,” katanya.(as)
sumber:kotatuban.comsumber:
Ya gimana lagi...